Oleh : Germanus S.Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero
Yeh.34:11-12.15-27; 1 Kor.15:20-26.28; Mat. 25:31-46
KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM–Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, selama dua minggu berturut-turut, kita mendengar bacaan injil yang meminta para pengikut Kristus untuk selalu berjaga-jaga, karena Putra Manusia datang pada saat yang tidak disangka-sangka. Karena itu Yesus meminta agar kita berlaku seperti lima gadis yang bijaksana yang selalu berjaga-jaga dengan pelita yang bernyala di tangan, atau kita harus seperti kedua hamba yang setia yang mendapat ganjaran dari tuannya karena melaksanakan tugasnya penuh dengan tanggungjawab.


Hari ini adalah penutupan lingkaran Tahun Liturgi A yang ditutup dengan perayaan Kristus Raja Semesta Alam. Bersamaan dengan hari raya ini kita mendengar sekali lagi perumpamaan yang terakhir tentang domba dan kambing. Rangkaian perumpamaan yang disampaikan Yesus dalam kotbah-Nya di Gunung Zaitun sebenarnya adalah jawaban terhadap pertanyaan para rasul tentang tanda kehadiran-Nya dan tanda penutup zaman.Yesus memulai perumpamaan ini dengan mengatakan, ”Sewaktu Putra Manusia datang dalam kemuliaannya bersama semua malaikat, dia akan duduk di takhtanya yang mulia.” Sebelumnya, Yesus sering menyebut dirinya sebagai ”Putra Manusia”. Jadi, Dialah tokoh utama dalam perumpamaan ini.



Kapan perumpamaan ini akan menjadi kenyataan? Ini akan terjadi di masa depan, sewaktu Yesus ”datang dalam kemuliaannya” bersama para malaikat dan duduk ”di takhtanya yang mulia”. Sebelumnya, Yesus sudah mengatakan bahwa Putra manusia akan ”datang di atas awan-awan langit dengan kuasa dan kemuliaan yang besar” bersama para malaikatnya. Kapan Yesus akan datang? Apa yang akan dia lakukan pada saat itu?
Yesus menjelaskan, ”Sewaktu Putra manusia datang . . . , semua bangsa akan dikumpulkan di hadapannya, dan dia akan memisahkan orang-orang, seperti gembala memisahkan domba dari kambing. Domba-domba akan dia tempatkan di sebelah kanannya, tapi kambing-kambing di sebelah kirinya.”
Pertanyaannya, mengapa Yesus harus memisahkan dua kelompok manusia itu? Agar orang tahu membedakan mana kelompok domba dan mana kelompok kambing. Agar orang tahu alasannya mengapa yang ini masuk dalam kelompok domba dan yang lain dalam kelompok kambing. Pengelompokan dua jenis manusia ini juga sebagai model awasan, bentuk peringatan kepada kita, sebuah kode keras bagi kita yang masih hidup untuk memilih dari sekarang, apakah mau menjadi domba atau menjadi kambing. Bila mau menjadi domba maka harus berlaku seperi 5 gadis bijaksana dan seperti dua hamba yang setia; bila mau menjadi kambing, maka berlakulah seperti lima gadis bodoh dan seorang hamba yang jahat itu.
Tetapi, bila kita hendak memilih dari sekarang, maka sudah pasti, kita akan memilih yang terbaik untuk diri sendiri. Memilih yang terbaik, tidak berakhir pada menentukan pilihan lalu selesai. Pilihan itu menuntut resiko, menuntut konsekwensi. Maka bila kita memilih agar kelak kita dikelompokan dalam kelompok domba, konsekwensinya adalah melakukan tanpa pamrih tentang apa yang dikatakan Yesus hari ini:” Ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian;ketika Aku sakit, kamu melawat Aku;ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.”
Bila hal ini kita lakukan dengan kesadaran bahwa yang dilakukan itu sebenarnya pada Kristus yang menyamar dalam diri orang-orang itu, maka kita tidak berreaksi balik terhadap kata-kata Yesus itu:” Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? “
Terhadap sederetan pertanyaan itu Yesus menjawab mereka:” Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” Yesus sebenarnya mau bilang, Aku sedang menyamar dalam diri orang-orang itu, tetapi kamu tidak sadari itu.
Saudara-saudaraku, menariknya adalah, baik kelompok domba maupun kelompok kambing, mempertanyakan hal yang sama kepada Yesus. Sepintas, kita sangka pertanyaan itu sama, tetapi sesungguhnya tidak. Hal mendasar yang menjadi pembeda dari pertanyaan itu adalah melakukan dan lalai untuk tidak melakukan. Maka kelompok domba bertanya:” Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? “ Sedangkan kelompok kambing melontarkan pertanyaan yang bernada protes:” Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?”
Jawaban Yesus baik terhadap kelompok domba maupun kambing adalah soal bagaimana melaksanakan atau tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban moral dan kewajiban-kewajiban teologis. Maka ketika jawabannya adalah lalai melakukannya, atau dengan sengaja mengabaikan, atau secara terang-terangan tidak mau melaksanakan kewajiban-kewajiban itu maka yang didapatkannya adalah sanksi. Yang diterimanya adalah kutukan. “Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.” Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.“
Sebaliknya, terhadap domba-domba yang dengan setia melaksanakan kewajiban-kewajibannya maka yang didapatkannya adalah sukacita dan berkat berlimpah:” Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.” Kelompok domba adalah orang benar yang mendapatkan hidup yang kekal.

Bapa, ibu saudara,saudari, hari ini, ketika kita merayakan Pesta Kristus Raja Alam Semesta, kita sebenarnya, kita semua ini sedang dievaluasi oleh Yesus. Kita semua sadar atau tidak sadar sedang disortir oleh Yesus. Kita semua sedang dipilih dan dipilah-pilah oleh Yesus. Karena Dia punya kewenangan tunggal sebagai raja untuk mengumpulkan. Karena Dia punya otorita yang tak terbantahkan sebagai raja untuk memisahkan.Itulah yang disebut dengan penghakiman terakhir. Penghakiman yang adil, yang alat ukurnya adalah melakukan atau tidak melakukan perbuatan kasih. Entahkah kita masuk dalam kalangan domba atau bahkan dalam kelompok kambing?