Pengolahan Pangan Kunci Ketahanan Pangan
Kuliah Umum Prodi Tekpang UNWIRA Kupang
KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM– Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang, menggelar kuliah umum bertema, Teknologi Pengolahan untuk Mendukung Ketahanan Pangan, Rabu 19 November 2025. Kuliah umum yang digelar di Auditorium Santo Paulus Gedung Rektorat UNWIRA di Kampus Penfui Kupang menghadirkan dua pakar terkemuka di bidang teknologi dan pengolahan pangan, yaitu Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M.Sc, Guru besar pada Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gajah Mada., dan Dr. Ir. Ayub Meko, M.Si, dosen dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Kristen Artha Wacana Kupang.


Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M.Sc, menyoroti tentang pentingnya inovasi pasca panen guna menyelamatkan hasil panen. Ditekankannya bahwa pengolahan pangan bukanlah sekadar kegiatan tambahan setelah panen, melainkan mata rantai kritis dalam menjamin ketersediaan pangan yang berkelanjutan. Diuraikannya bahwa isu ketahanan pangan tak hanya bergantung pada jumlah panen, tetapi juga pada bagaimana mengelola hasil panen tersebut agar tidak terbuang sia-sia, Dikemukakannya pula bahwa tingginya angka kehilangan pasca panen (post-harvest loss) di Indonesia, disebabkan oleh kurangnya infrastruktur dan teknologi pengolahan yang memadai. Hasil panen menjadi penyumbang bahan buangan atau limbah yang sangat tinggi di Indonesia sehingga pentingnya juga inovasi mengolah limbah pertanian menjadi bahan yang berguna. Dengan teknologi pengolahan yang tepat, kita bisa mengubah komoditas lokal yang melimpah, seperti umbi-umbian atau serealia minor, menjadi sumber pangan pokok atau fungsional yang stabil dan tahan lama, tambahnya. Prof Sri Raharjo pun menyajikan sembilan upaya untuk memperpanjang umur simpan bahan pangan, Prof Sri Raharjo memberikan 9 cara yakni: (1). Kualitas pengemasan produk dengan modifikasi atmosfer; (2) Meningkatkan kualitas prosedur perawatan dan penanganan; (3) mengidentifikasi dan menemukan titik-titik kelemahan pada sistem rantai dingin; (4) Pemantauan kelembaban; (5) pengemasan untuk tiap individu pakan, (6) Sticker pada kemasa yang memberikan informasi lengkap tterhadap sifat bahan pangan yang dikemas; (7) Menyertakan adsorben pada bantalan bahan pangan untuk menyerap air dan meminimalisir kelembaban; (8) menemukan varietas baru yang tahan simpan; (9) Menggunakan bahan antimikroba alamiah untuk mencegah pembusukan bahan pangan oleh bakteri.
Dr. Ir. Ayub Meko, M.Si, Dosen dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Kristen Artha Wacana Kupang yang juga praktisi dan ahli pengolahan pangan, terutama pengolahan ikan, mengulas tentang teknologi pengolahan pangan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat.
Dr. Ayub membahas bagaimana teknologi tepat guna dapat diimplementasikan di tingkat komunitas untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan pangan. Menurutnya, pengolahan pangan harus menjangkau sektor terkecil. Perlu adanya kolaborasi yang bagus antara pelaksana riset dan hasil riset di laboratorium dengan penerapan praktis di tingkat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan petani.
Dicontohkannya tentang aplikasian teknologi sederhana, seperti teknik penyimpanan jagung hibrida agar tidak cepat rusak maka menggunakan abu dapur sebagai pengawet, yang ditaburkan pada biji jagung yang disimpan.
Demikian pula cara-cara pengolahan ikan dengan menggunakan asap cair sebagai pengawet dan cita rasa namun juga bermanfaat memperpanjang umur simpan ikan olahan dan mempertahankan nilai gizinya. Dr. Ayub juga mengemukakan bahwa pengolahan pangan yang benar tidak hanya membuat makanan awet, tetapi juga memastikan bahwa makanan tersebut aman untuk dikonsumsi dan menjadi hal fundamental dari ketahanan pangan yang sehat dan berkelanjutan ***(Aden Rimon Nome; Mahasiswa Prodi Teknologi Pangan FST UNWIRA Kuppang).








