LARANTUKA : WARTA-NUSANTARA.COM-Pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak akhir tahun 2019 menyebabkan terjadinya berbagai hambatan kemajuan yang menimpa hidup umat manusia di dunia, termasuk masyarakat Indonesia. Salah satu kondisi hidup manusia yang terdampak adalah dunia pendidikan. Proses pembelajaran dilakukan secara online. Interaksi antar murid dan guru terlaksana melalui sarana elektronik dan tidak bertatap muka langsung. Interaksi antar murid sebagai sarana memperkuat ikatan persahabatan dan kekerabatan menjadi terhalang. Selama kurun waktu sekitar 2 tahun anak-anak murid tidak berinteraksi dengan sahabat-sahabat sekelas atau satu sekolah. Hal mana, interaksi antar anak di lingkungan belajar (sekolah) sesungguhnya menjadi satu sarana pembentukan sikap persahabatan dengan lingkungan social antar sesama dan psikomotor anak dalam masa perkembangannya.
Kondisi-kondisi sebagaimana tersebut di atas terhalang oleh pandemic COVID-19. . Anak-anak harus harus menjalani pembelajaran dari rumah dan berhadapan dengan alat komunikasi serta didampingi oleh orangtua yang rata-rata tidak memiliki keterampilan serta pengetahuan dan keahlian mentransfer materi pelajaran (ilmu pengetahuan). Orangtua yang dalam keadaan tertekan oleh guncangan ekonomi hidup, harus menjalankan lagi tugas sebagai guru di rumah. Dampak dari keterbatasan orangtua ini turut  menyebabkan anak-anak, terutama anak-anak usia dini (TK/PAUD dan kelas 1, 2 dan 3 SD) mendapat tekanan psikologis yang cukup kuat. Menanggapi kondisi ini, dan memanfaatkan peluang pemuliahn kondisi dari pandemic COVID-19 maka Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah kabupaten Flores Timur menggandeng Penerbit Buku Lembata G-Tukan Media menggelar Gebyar Literasi anak Usia Dini. Gebyar Literasi tersebut dilakukan di gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Flotim, di kelurahan Ekasapta Larantuka, Minggu 12 Juni 2022 yang lalu. Kegiatan dengan tema “Ayo Nak, Bangkit untuk Kejayaan Indonesia” dilakukan dengan tujuan untuk membangkitkan kegembiraan dan motivasi anak untuk belajar dan mengakrabkan anak dengan buku sejak dini sebagai sarana sumber ilmu, mengasah nalar, keberanian dan kemandirian anak sejak dini.
Sebelum gebyar dimulai, Kabid Bina Perpustakaan pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah kabupaten Flores Timur, Hironimus Miten Bao, mengajak anak-anak dan orangtua yang hadir untuk mengumandangkan yel-yel literasi dengan seruan, “Salam Literasi, Literasi untuk Usia Emas, yes!”. Anak-anak peserta gebyar dan para orangtua serta guru pendamping turut semangat menyerukan yel-yel tersebut sambil mengancungkan kepalan tangan ke udara.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah kabupaten Flores Timur, Benediktus B Herin yang membuka kegiatan gebyar ini, dalam sambutannya mengajak seluruh masyarakat Flores Timur agar bersama bangkit mempersiapkan anak-anak generasi emas menuju masa depan Indonesia, masa depan kabupaten Flores Timur yang maju. “Kegiatan kita hari ini, merupakan sarana untuk kita sama-sama saling ajak bangkit dari kurungan pandemic COVID-19, memperkuat langkah menujuju masa depan yang baik. Anak-anak yang sedang ada bersama kita dan menguikuti gebyar hari ini, pada hari ini mereka pasti memperoleh kekuatan dukungan moril dari kita orang tua, untuk mereka maju dengan langkah kuat ke depan, karena mereka adalah generasi emas. Gebyar yang dilakukan hari ini menjadi bagian dari proses membentuk anak-anak menjadi generasi emas”. Ungkap Kadis Benediktus sambil mengajak Penerbit Lembata G-Tukan Media untuk berkolaborasi melakukan kegiatan serupa di semua desa dalam wilayah kabupaten Flores Timur, agar semua anak dapat mengalami situasi belajar lain yang gembira dan bersama seperti yang terjadi tersebut.
Gerady Tukan, Ketua Penerbit Lembata G-Tukan Media, yang juga dosen Kimia pada Program Studi Kimia FMIPA UNIKA Widya Mandira Kupang, pada sesi memandu jalannya gebyar, mengemukakan bahwa gebyar yang dilakukan ini untuk mencoba mengembalikan dan menyegarkan mental anak. “Kita orangtua pasti telah mengubah nama anak-anak kita menjadi lain. Kita pasti telah bentak anak, pukul anak, bahkan mungkin maki anak, ketika kita jalankan peran jadi guru di rumah selama masa pandemic COVID-19. Anak-anak telah mengalami situasi belajar yang beda dengan di sekolah. Anak-anak kita mungkin telah tertekan. Semua itu karena kondisi. Maka melalui gebyar ini, kira segarkan anak-anak. Kita kembali hidupkan rasa percaya diri mereka. Oleh karena itu, mewakili semua anak peserta gebyar, kami sapaikan terima kasih banyak kepada bapa mama, orangtua dan sekolah yang telah daftarkan anak megikuti gebyar ini”. Demikian Gerady, sambil mengharapkan agar orangtua yang antar anak datang mengikuti gebyar, bukan untuk mengejar juara dan hadiah, namun sama-sama mendorong anak untuk bisa terlibat secara mandiri menguikuti kegiatan bersama kawan-kawannya dari sekolah yang lain. Kabid, Hironimus juga mengemukakan kepada orangtua dan guru pendamping bahwa kegiatan yang dilakukan tersebut merupakan bentuk lain untuk menolong anak-anak yang tidak bias atau belum bias agar menjadi bisa. .
Kegiatan Gebyar yang dilakukan tersebut, terdiri dari 4 kategori yaitu: Kecepatan menulis tiru huruf, angka dan kata TK/PAUD (kategori murid TK/PAUD), Kecepatan menulis tiru huruf, angka dan kata  dan melengkapi tabel angka (kategori murid kelas 1 SD), Membaca naskah IPA dari buku Aku Suka Belajar IPA, di depan umum (kategori murid kelas 2 SD), dan Membaca naskah IPA dari buku Aku Suka Belajar IPA, kemudian menceriterakan kembali isi naskah bacaan menggunakan kalimat sendiri di depan umum (kategori murid kel;as 3 SD). Kegiatan gebyar dipandu langsung oleh Gerady Tukan dan
Hironimus Miten Bao (Kabid Bina Perpustakaan), disaksikan oleh kepala Dinas Perpustakan dan Sekertaris dinas (Agustinus Kleden) serta difasilitasi oleh staf pada kantor Dinas tersebut, diikuti oleh 53 murid TK/PAUD, 60 murid kelas 1 SD, 51 orang murid kelas 2 SD, 39 orang murid kelas 3 SD. Peserta gebyar ini berasal dari sekolah-sekolah dalam Kota Larantuka yang diundang mengikuti gebyar dimaksud.
Gebyar dimeriahkan dengan acara-acara yang disumbangkan secara spontan oleh anak-anak, baik mandiri maupun secara berkelompok, misalnya menyanyi, berpuisi, dan jogged. Orangtua serta kakak dan adik yang menghantar dan menemani anak peserta gebyar, tampak ceria dan gembira menyaksikan anak-anak memperlihatkan kebolehannya di depan umum, tanpa ragu dan malu***.(Gerady Tukan)
