Oleh : RD Antonius Prakum Keraf
Luk 9:28b-36|




WARTA-NUSANTARA.COM–Harapan dan Kekuatan di Tengah tantangan| ADA kurang lebih 200 pasang orang muda sudah hidup bersama. Mereka sudah punya anak, bahkan ada sudah berumah sendiri. Baru-baru ini ada 14 pasang menemui saya. Mereka omong soal keprihatinan tentang adat budaya perkawinan yang menyebakan mereka hidup dalam ketidakpastian masa depan.



Secara khusus mereka cemas, keluarga Wanita biasa datang saat pesta nikah. Mereka membawa persembahan syukur mereka serentak menuntut balik. Arus balik ini menjadi kecemasan banyak pasangan menyebabkan mereka tidak segera mengurus pernikahan pada waktunya.


Apakah budaya pernikahan dengan adat budaya arus balik itu masih dapat di pertimbangkan lagi dan memberi waktu sesuai kemampuan pihak laki-laki?
Inilah satu tantangan yang harus dijawab bukan hanya oleh masyarakat adat melainkan juga oleh gereja dan pemerintah! Hari ini Yesus menampakan kemuliaannya kepada tiga orang murid mirip tiga tungku penopang keluarga yaitu toda, toga dan topem! Tiga tokoh ini mirip tiga murid yang melihat kemuliaan Tuhan!



Penampakan Yesus itu memberi pesan mendalam tentang pengharapan dan kekuatan di tengah tantangan. Dia sendiri menjadi sumber harapan dan kekuatan bukan harta benda!
Banyak orang hidup dalam kecemasan akan masa depan karena ‘arus balik dalam adat budaya sangat menekankan harta benda lalu mengabaikan aspek manusia.’


Pelajaran penting bagi kita, 1) Tiga murid, Petrus, Yohanes dan Yakobus wakil dari tiga batu tunggu.
Yesus membuka mata mereka melihat kemuliaan-Nya supaya mereka menjadi pilar penopang gereja, keluarga dan masyarakat yang medasarkan kekuatannya bukan pada harta benda melainkan pada Yesus, sumber harapan dan kekuatan satu-satunya.
Jika tiga tunggu bersatu dalam spirit Yesus sebagai sumber harapan dan kekuatan, kita yakin banyak pasangan nikah akan tersenyum dan mulai mengurus pernikahannya pada waktunya!
Tidak ada lagi arus balik pada saat pesta nikah yang menimbulkan kecemasan akan masa depan keluarga-keluarga kita!
2) Dalam setiap pergumulan ada janji kemuliaan bagi orang yang tetap setia dan percaya pada Yesus. Minggu kedua, kita akan merenung apa sesungguhnya harapan dan cita-cita kita sebagai gereja?



Kita tetap berjuang menjadi gereja mandiri dan misioner sambil tidak lupa, dalam kesulitan terbesar sekalipun, cahaya dan kasih Tuhan selalu hidup untuk membimbing dan menguatkan kita! Orangtua opu bailake terpanggil untuk memberi ruang bagi anak-anak yang sudah hidup bersama untuk mandiri dan kemudian misioner artinya bisa kembali membantu atau memenuhi kewajiban mereka kepada orangtua pada waktunya.
Dengan demikian tidak ada lagi arus balik yang menimbulkan kecemasan anak-anak akan masa depan.
3) Tahun Yubileun ini kiranya menjadi saat istimewa kita menolong banyak pasangan pra-nikah di paroki kita kembali memiliki harapan dan kekuatan pada Yesus, pintu keselamatan kita!
Mari kita menjadi batu tunggu dengan spirit Yesus menolong para pasangan pra nikah untuk mengurus pernikahan mereka pada waktunya tanpa arus balik dalam adat budaya perkawinan! Tuhan memberkati kita!
(Romo Antonius Prakum Keraf, Pastor Paroki Santa Maria Hati Tak Bernoda Baniona, Dekenat Adonara, Keuskupan Larantuka)