ADVERTISEMENT
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Rabu, Juni 18, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Agama

SYAWALAN MUHAMMADIYAH: PERSPEKTIF AMAL USAHA MUHAMMADIYAH SEBAGAI MESIN DAKWAH

by WartaNusantara
April 19, 2025
in Agama, Uncategorized
0
Refleksi dan Resolusi Pasca Ramadhan
0
SHARES
122
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

 

Oleh : Muh. Sulaiman Rifai Aprianus Mukin, M. Pd. C.PIM

 

Pendahuluan

RelatedPosts

OMK Freinademetz Paroki Santo Arnoldus Janssen Siap Sukseskan Kegiatan SVD Youth Day di Paroki Waibalun

OMK Freinademetz Paroki Santo Arnoldus Janssen Siap Sukseskan Kegiatan SVD Youth Day di Paroki Waibalun

Wakil Gubernur NTT Resmikan Gedung Gereja GMIT Getsemani Lemadak

Wakil Gubernur NTT Resmikan Gedung Gereja GMIT Getsemani Lemadak

Load More

WARTA-NUSANTARA.COM–Syawalan, adalah tradisi yang biasa dilaksanakan pada bulan Syawal setelah Hari Raya Idulfitri, merupakan momen silaturahmi yang kental dengan nilai-nilai keislaman dan kemasyarakatan di Indonesia. Dalam konteks organisasi Muhammadiyah, Syawalan bukan sekadar acara seremonial, melainkan memiliki dimensi spiritual, sosial, dan strategis sebagai bagian dari gerakan dakwah. Angkatan Muda Muhammadiyah Kabupaten Lembata pun melaksanakan Syawalan di gedung perpustakaan Prof. Dr. Goris Keraf dengan tema Syawalan/Silaturahim Keluarga Besar Muhammadiyah Kabupaten Lembata pada tanggal 17 April 2025 yang bertepatan dengan tanggal 18 Syawal 1446 H.

Tradisi ini menjadi sarana untuk mempererat ukhuwah Islamiyah, memperkuat solidaritas organisasi, dan memancarkan energi baru bagi misi Muhammadiyah dalam mewujudkan masyarakat Islam yang berkemajuan. Artikel ini saya akan mengangkat makna Syawalan dalam tradisi Muhammadiyah dengan perspektif Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) sebagai mesin dakwah.

 

Makna Syawalan dalam Tradisi Muhammadiyah

Syawalan dalam kerangka Muhammadiyah melampaui tradisi budaya belaka, mewujudkan manifestasi prinsip-prinsip Islam yang menggarisbawahi persahabatan dan persatuan komunal. Haedar Nashir, Ketua Umum Kepemimpinan Pusat Muhammadiyah yang terhormat, mengartikulasikan bahwa Syawalan memiliki makna spiritual yang mendalam, melambangkan esensi doktrin Islam yang bertujuan memperkuat ikatan persaudaraan dan menyegarkan dakwah dan inisiatif sosial Muhammadiyah-‘Aisyiyah. Dari sudut pandang Muhammadiyah, Silaturahmi selama bulan Syawal secara intrinsik terkait dengan ajaran Islam mempromosikan kebajikan (amar ma’ruf) dan mencegah kejahatan (nahi munkar), sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an, khususnya dalam Surah An-Nahl ayat 125, yang berfungsi sebagai dasar dasar bagi upaya dakwah Muhammadiyah.

Syawalan dalam konteks Muhammadiyah sering diaktualisasikan melalui berbagai kegiatan seperti halal bihalal, pertemuan pendidikan, dan pertemuan organisasi di berbagai tingkatan, mulai dari kepemimpinan pusat hingga tingkat akar rumput. Inisiatif ini berfungsi sebagai momen yang tepat untuk menilai pencapaian organisasi, menyusun rencana strategis advokasi, dan memperkuat dedikasi penganut Muhammadiyah terhadap visi menyeluruh organisasi. Selanjutnya, Syawalan berfungsi sebagai kesempatan penting untuk memperkuat identitas Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berpikiran maju, yang menekankan tidak semata-mata dimensi ritual tetapi juga imperatif transformasi sosial melalui kegiatan filantropi.

 

Amal Usaha Muhammadiyah sebagai Mesin Dakwah

Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) merupakan perwujudan nyata dari gerakan Dakwah Muhammadiyah, yang secara fundamental berakar pada ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah. AUM mencakup banyak sektor, termasuk pendidikan (mulai dari TK ABA, pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, sekolah menengah atas, SMK/MA, hingga pendidikan tinggi), perawatan kesehatan (menampilkan rumah sakit dan klinik), layanan sosial (seperti panti asuhan dan panti jompo), serta inisiatif ekonomi (termasuk syariah BMT dan BPR). Menurut data dari Otoritas Pusat Muhammadiyah, bahwa Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) : 35, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)  : 475, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM)  : 3.947, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM)  :14.670, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) : 30, Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) : 31, Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) : 172 ( 83 Universitas, 53 Sekolah Tinggi, dan 36 bentuk lainnya), Rumah Sakit (RS) : 122 (ditambah dengan 20 Rumah Sakit dalam proses pembangunan), Klinik : 231, Sekolah/madrasah : 5345, Aset Wakaf : 20.465 lokasi, Luas Tanah Muh : 214.742.677 m2 (data Simam 09/2023) , Jumlah Amal Usaha Muhammadiyah Sosial (AUMSos) (MCC/LKSA) : 1.012, Pesantren Muhammadiyah (PesantrenMu)  : 440, dan Misi Kemanusiaan Internasional : Palestina, Filipina, Rohingya – Myanmar,   Pakistan, Cox Bazar – Bangladesh, Maroko, Turki, Nepal, Sudan, Libya, Yordania, Lebanon. Catatan menarik dari kiprah 111 tahun Muhammadiyah itu adalah berdirinya PCIM yang mencapai 30, dan juga AUM di luar negeri seperti Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), Muhammadiyah Australia Collage (MAC), sampai TK ABA di Kairo, dan sekolah darurat untuk pengungsi Palestina di Lebanon. Representasi kuantitatif ini menggarisbawahi ruang lingkup luas AUM sebagai kendaraan untuk penjangkauan agama yang terlibat dengan beragam dimensi keberadaan masyarakat.

AUM berfungsi sebagai “mekanisme dakwah” karena merupakan jalan utama Muhammadiyah untuk menyebarkan doktrin Islam yang otentik dan progresif, sementara secara bersamaan menangani isu-isu sosial seperti kemiskinan, ketidaktahuan, dan keterbelakangan. Melalui inisiatif pendidikannya, Muhammadiyah berusaha untuk menghilangkan kejahatan masyarakat dengan mengintegrasikan ilmu agama dengan pengetahuan sekuler, selaras dengan visi KH Ahmad Dahlan untuk menumbuhkan interpretasi Islam yang progresif. Fasilitas kesehatan yang dioperasikan oleh Muhammadiyah, termasuk rumah sakit dan klinik, menawarkan layanan medis tanpa diskriminasi berdasarkan afiliasi budaya, agama, atau etnis, sehingga mewujudkan prinsip penghormatan lil’alamin. Bersamaan dengan itu, panti asuhan dan entitas ekonomi seperti BMT secara aktif berkontribusi pada pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat di tingkat akar rumput.

Dalam kerangka dakwah, AUM tidak hanya berfungsi sebagai infrastruktur yang berorientasi layanan tetapi juga sebagai saluran penyebaran dan budidaya ideologi Muhammadiyah. Misalnya, lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat pembelajaran, pengajaran agama, dan pengembangan kader yang bertujuan untuk menanamkan pemahaman nilai-nilai Islam dan prinsip-prinsip Kemuhammadiyahan. Namun demikian, tantangan seperti kekurangan kepemimpinan ideologis dalam entitas AUM tertentu dan prevalensi kecenderungan birokrasi menyoroti keharusan untuk meningkatkan pemerintahan untuk memastikan bahwa AUM tetap kongruen dengan misi dakwah yang menyeluruh.

 

Syawalan dan AUM: Sinergi dalam Dakwah

Syawalan telah muncul sebagai titik penting bagi Muhammadiyah untuk meningkatkan fungsionalitas AUM sebagai instrumen penyebaran. Selama proses Syawalan, Muhammadiyah memanfaatkan pertemuan silaturahmi untuk:

  1. Memperkuat Kohesi Organisasi: Syawalan berfungsi sebagai kesempatan untuk introspeksi dan penilaian kemanjuran AUM, memastikan bahwa setiap upaya filantropi sesuai dengan prinsip-prinsip menyeluruh dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid. Inisiatif ini juga memperkuat kolegialitas di antara kepemimpinan Muhammadiyah, yang menggarisbawahi pentingnya musyawarah untuk mufah.
  2. Meningkatkan Kualitas Dakwah: Dengan terlibat dalam wacana ilmiah selama Syawalan, Muhammadiyah merancang strategi yang berkaitan dengan perkembangan kontemporer, seperti dawah digital untuk melawan misinformasi dan memperluas jangkauan. AUM, sebagai pelopor proklamasi, digalakkan untuk mengejar inovasi, termasuk penerapan teknologi dalam layanan pendidikan dan perawatan kesehatan.
  3. Memberdayakan umat: Syawalan berfungsi sebagai saluran untuk menggembleng penganut Muhammadiyah dan masyarakat luas dalam mendukung AUM, meliputi sumbangan melalui sumbangan zakat, infak, filantropi, dan keterlibatan proaktif dalam inisiatif sosial. Hal ini memperkuat AUM sebagai instrumen pemberdayaan umat, sesuai dengan misi transformasi sosial Muhammadiyah.
  4. Menumbuhkan Ideologi Muhammadiyah: Upaya yang terkait dengan Syawalan, khususnya dalam konteks AUM seperti lembaga pendidikan dan fasilitas kesehatan, bertindak sebagai wadah untuk memperkuat pemahaman ideologi Muhammadiyah di kalangan personel, mahasiswa, dan kelompok penerima manfaat. Ini sangat penting untuk mengurangi penyimpangan ideologis dalam AUM, seperti yang telah dinyatakan dalam berbagai laporan.

 

Tantangan dan Strategi ke Depan

Meskipun Universitas Otonomi Muhammadiyah (AUM) memainkan peran penting sebagai fasilitator doa, organisasi ini menghadapi banyak tantangan, termasuk:

  1. Kualitas versus Kuantitas: Proliferasi AUM belum cukup diimbangi oleh peningkatan kualitas, terutama sehubungan dengan koherensi ideologis dan struktur tata kelola.
  2. Kaderisasi: AUM tertentu menunjukkan tingkat keringanan dalam perekrutan personel, mengakibatkan sejumlah besar individu kurang memahami ideologi Muhammadiyah.
  3. Tantangan Soal dan Teknologi: Fenomena seperti konsumsi minuman beralkohol, perjudian, kenakalan kaum muda, dan penyebaran informasi yang salah mengharuskan Muhammadiyah menumbuhkan praktik devosional yang lebih relevan secara kontekstual dan berorientasi teknologi.

Dalam mengatasi tantangan ini, Muhammadiyah dapat memanfaatkan momentum yang dihasilkan Syawalan untuk: Pertama meningkatkan kesadaran ideologis melalui pelatihan sistematis dan sesi studi reguler dalam lingkungan AUM. Kedua memajukan inisiatif dakwah multimedia dan digital, seperti yang dibayangkan oleh Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus, untuk memperluas jangkauan misi dakwah. Ketiga memperbaiki tata kelola AUM melalui strategi manajemen risiko yang lebih baik, yang mencakup manajemen utang dan pengawasan keuangan. Keempat menggabungkan nilai-nilai tajdid (pembaruan) di semua dimensi AUM, termasuk inovasi dalam pendidikan dan penyediaan layanan kesehatan berpikiran maju.

 

Kesimpulan

Syawalan dalam tradisi Muhammadiyah melampaui fungsi adat silaturahmi belaka, hal itu berfungsi sebagai kesempatan penting untuk peningkatan inisiatif dakwah dan benteng kesatuan organisasi. Dari sudut pandang Amal Usaha Muhammadiyah, Syawalan merupakan kesempatan untuk mengoptimalkan AUM sebagai alat pengkhotbah yang mahir, yang tidak hanya memberikan pelayanan sosial tetapi juga menyebarkan doktrin Islam progresif. Melalui berbagai bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, dan pembangunan ekonomi, Muhammadiyah mewujudkan amanat amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, sekaligus secara efektif menanggapi dilema sosial dan agama yang berlaku.

Dengan menangani isu-isu seperti kualitas AUM dan bias ideologis, dan memanfaatkan Syawalan untuk menyusun strategi proklamasi yang relevan, Muhammadiyah diposisikan untuk bertahan sebagai pelopor metamorfosis sosial dan agama di Indonesia. Momentum Syawal, sebagaimana diartikulasikan oleh Haedar Nashir, seharusnya berfungsi sebagai katalis bagi semangat baru untuk mendorong gerakan menuju realisasi masyarakat Islam sejati. ***

 

 

Biodata: Penulis : Muh. Sulaiman Rifai Aprianus Mukin. Lahir di Ende, 27 April 1970, merupakan ASN pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, saat ini sebagai Pengawas Sekolah Tingkat Menengah. Menyelesaikan studi S1 Fakultas Tarbiyah pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Kupang Tahun 1995, menyelesaikan studi S2 Magister Pendikan Agama Islam di Univesitas Muhammadiyah Malang Tahun 2025. Selain memperoleh gelar akademik, penulis pun memperoleh gelar non akademik Certified Planning and Inventory Management (CPIM). Penulis saat ini sedang merintis Taman Baca Savana Iqra (TBSIq), selain itu bergabung dalam “Komunitas Penulis Lembata” juga sebagai “Penakar Literasi”. Penulis juga menulis opini/headline di beberapa media online, penulis dapat ditemui di akun Facebook @RifaiAprian, IG @Rifai_mukin

 

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

OMK Freinademetz Paroki Santo Arnoldus Janssen Siap Sukseskan Kegiatan SVD Youth Day di Paroki Waibalun
Agama

OMK Freinademetz Paroki Santo Arnoldus Janssen Siap Sukseskan Kegiatan SVD Youth Day di Paroki Waibalun

OMK Freinademetz Paroki Santo Arnoldus Janssen Siap Sukseskan Kegiatan SVD Youth Day di Paroki Waibalun LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM--  Orang Muda...

Read more
Wakil Gubernur NTT Resmikan Gedung Gereja GMIT Getsemani Lemadak

Wakil Gubernur NTT Resmikan Gedung Gereja GMIT Getsemani Lemadak

Gubernur NTT Hadiri Sanipata Waisak 2569 BE, Ajak Masyarakat Jaga Kebersamaan dan Kekeluargaan sebagai Wujud Toleransi

Gubernur NTT Hadiri Sanipata Waisak 2569 BE, Ajak Masyarakat Jaga Kebersamaan dan Kekeluargaan sebagai Wujud Toleransi

Misa Spidi Alma, Mengenang Kepergian Sosok Pius Lengari

Misa Spidi Alma, Mengenang Kepergian Sosok Pius Lengari

Orang Muda Katolik Paroki Santo Arnoldus Janssen Waikomo Jadi Wadah Pengembangan Diri Anak Muda

Orang Muda Katolik Paroki Santo Arnoldus Janssen Waikomo Jadi Wadah Pengembangan Diri Anak Muda

Bupati Belu Angkat Enam Staf Khusus untuk Percepat Pembangunan Daerah

Bupati Belu Angkat Enam Staf Khusus untuk Percepat Pembangunan Daerah

Load More
Next Post
Mgr. Frans : Harus Terus Berbuat Baik

Mgr. Frans : Harus Terus Berbuat Baik

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In