Press Release : Jack Malo-(Peserta KKNT-PPM UNWIRA, Program Studi HUKUM UNWIRA).
LARANTUKA : WARTA-NUSANTARA.COM-Sebanyak 15 orang mahasiswa mahasiswi Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang yang menjalani Kuliah Kerja Nyata Tematik-Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKNT-PPM) di Desa Bama, Kecamatan Demong Pagong, Kabupaten Flores Timur, mengenl ritual adat Koke Bale melalui hajatan festival Lewokluok.
Mahasiswa yang berasal dari berbagai program studi, disambut oleh Kepala Desa Bama, Petrus Ike Goran, (15/7/2022 silam). kemudian langsung mengajak para mahasiswa terlibat mempersiapkan dan mengikuti festival Lewokluok serta ritual ada Koke Bale yang digelar pada 17/07/2022 silam. Menanggapi ajakan Kepala Desa Bama, Petrus Ike di awal perjumpaan, para mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah (dari Ende, Sumba, Manggarai, Atambua, Larantuka , Adonara, Solor, dan Maumere, meskipun ragu, namun memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengenal daerah KKN secara lebih dekat, termasuk masyarakat setempat.
Para mahasiswa peserta KKNT-PPM kemudian dilibatkan dalam pertemuan persiapan menuju ajang fertival tersebut, juga didaulat untuk membawakan acara dalam keseluruhan rangkaian kegiatan festival dimaksud, yang dilakukan di desa Lewokluok. “Kami mengajak mahasiswa KKN UNWIRA yang hadir di daerah kami, untuk bersama Karang taruna desa berbaur untuk ikut serta dalam meriahkan acara
Festival Lewokluok, yang didalamnya terjadi ritual adat Koke Bale. Kiranya dengan itu, mahasiswa dapat mengenal lebih jauh tentang daerah kami ini” ungkap kepala desa Petrus, yang mengemukakan alasan mengapa dirinya langsung mengajak mahasiswa terlibat, waktu perjumpaan awal itu. Dan, para mahasiswa peserta KKNT-PPM Unwira pun terlibat dalam persiapan festival, serta turut mengisi acara berupa menyanyi, dolo-dolo, dan fashion show.
“Meskipun kita orang baru waktu itu, namun kita langsung terima ajakan bapak Kepala Desa, dan kita bergabung dengan karang taruna desa. Bapak Kepala Desa telah menyambut kita seperti orang yang sudah lama dikenal, maka kita pun langsung merasa sebagai orang Bama, dan kita pun terlibat”. Ujar ketua kelompok KKNT-PPM Unwira di desa Bama, Regy Atok, sambil mengemukakan bahwa dirinya termasuk salah satu anggota KKNT-PPM yang jadi berat tinggalkan desa Bama, di masa penghujung KKNT-PPM sekarang.
Koke bale merupakan suatu ritual persatuan antar suku di Lewotala yang ada di kawasan Demong Pagong. Suku-suku yang berbeda, saling menghargai satu sama lain dan memupuk kebersamaan melalui ritual yang mengikat, dan mengajak para suku untuk mampu menjaga perbedaan untuk menjadi kekuatan bersama. Intinya, Koke Bale merupakan tirual mempererat persaudaraan antar suku di Lewotala, dan petut diwariskan untuk dapat dilestarikan oleh generasi muda yang kini hidup di zaman yang cenderung egoistis ini.***.(*/WN-01)