Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lembata Markus Lab, Ssod i menepis tegas terhadap kritikan yang menyoroti langsung Instansi Dinas komunikasi Informatika Kabupaten Lembata bahwa pihaknya bersama tim mengumumkan himbuan dan edukasi penanganan covid-19 terhadap seluruh masyarakat kabupaten Lembata yang didalam himbauan tesebut menyebutkan nama orang-orang yang positif rapid test.
Markus Labi kepada media dengan tegas membantah bahwa kritikan yang disampaikan melalui media sosial, itu tidak benar.”Selama ini kita selalu menjalankan tugas sesuai dengan arahan dari pihak Gugus Tugas kabupaten Lembata.
Menurut Markus, Pengumuman yang disampaikan disetiap wilayah kecamatan itu pihaknya membenarkan bahwa Dinas Kominfo bersama tim turun ke lapangan untuk menyampaikan informasi terkait penanganan covid-19 di Kabupayen Lembata dan menghimbau masyarakat untuk terus menjaga jarak, cuci tangan, hindari kerumunan orang, dan lain sebagainya sesuai dengan peraturan protokoler kesehatan.
Lanjut Markus bahwa sesuai dengan apa yang disampaikan bapak Bupati bahwa oknum yang memberikan keritikan soal himbauan yang disampaikan pemerintah dengan menyebutkan nama orang itu,” Tidak benar. Yang mereka bilang kita menyampaikan informasi menyebutkan nama orang yang di rapaid test dengan menggunakan toa (pengeras Sura) di seluruh wilayah itu tidak benar. Terang Markus
Markus Labi juga menjelaskan terkait dengan tanggal yang dimaksud 1 Mei 2020 yang mengatakan bahwa pihak pemerintah melakukan sosialisasi dan edukasi di 15 desa di Kecamatan Wulandoni itu juga tidak benar karena sebelum tanggal yang dimaksud itu, yakni tanggal 30 April tim Dinas Kominfo
bersama tim terpadu Polres Lembata melakukan operasi pengamanan malam. Kehiatan tersebut dimulai dari Jam 06-00 melakukan monitoring ke semua rumah ibadah Masjid di seputaran Kota Lewoleba, sekaligus menyampaikan edukasi atau sosialisasi penanganan covid-19. Sehingga saya tegaskan bahwa kami melaksanakan kegiatan himbauan itu tidak pernah menyebutkan nama orang yang di rapid test. Kami hanya menyapaikan informasi berapa banyak pelaku yang sudah melakukan rapid test dan tidak menyebutkan nama orang. Sehingga yang diinformasikan melalui Media Sosial itu tidak benar.
Untuk informasi pengumuman dalam kota Lewoleba kepdepan kita juga akan berkordinasi dengan imam Masjid Agung untuk kita melakukan koling di rumah-rumah ibadah sekitar jam 8-30 malam setelah aktifitas keagamaan selesai. Kegiatan koling ini perluh dilakukan guna menyampaikan informasi kepada masyarakat agar mereka bisa mengikuti arahan peraturan protokoler kesehatan.
Kepada masyarakat Lembata kita berharap agar jangan cepat terpengaruh dengan informasi-informasi luar melakui Facebook atau media sosial lainya karena informasi seperti itu tidak benar. Informasi yang benar dan akurat adalah informasi yang disampaikan resmi oleh pemerintah terkaid dengan edukasi memerangi virus corona di daerah kita.
Untuk orang-orang yang memebrikan informasi yang tidak resmi dan akurat melaui media sosial itu silahkan mereka buktikan seperti apa. tetapi perluh diketauhi bahwa pihak pemerintah hanya menjalankan tugas dan tanggungjawab kami untuk terus memberikan sosialissi kepada seluruh masyarkat Lembata.
Pihak dinas Kominfo memang memberikan sosialisasi tetapi tidak pernah menyebutkan nama orang. Dan kita melakukan edukasi sesuai dengan arahan protokoler kesehatan.”Tegas Markus Labi.**WN02**