Suasana pelaksanaan rapid test bagi pengungsi Gunung Ile Lewotolok, Sabtu (5/12) (foto: istimewa)
Jumlah Pengungsi Ile Lewotolok saat ini sebanyak 9.028 orang.
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-Kepala Bagian Humas Setda Lembata, Petrus Demong mengatakan, ribuan pengungsi Gunung Ile Lewotolok sejak Sabtu (5/12) pagi tadi menjalani rapid test secara massal. Hal ini merupakan kebijakan Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur segera dilakukan sebagai upaya pencegahan penularan virus corona paska erupsi gunung berapi itu.
Pengambilan rapid test secara massal dilaksanakan di Kantor Perpustakaan Lembata, yang merupakan salah satu lokasi pengungsian.
Dengan pengungsi berjumlah 9.028 orang, diperkirakan pelaksanaan rapid test massal bisa memakan waktu hingga 1 minggu. Jika hasil rapid test menunjukkan status reaktif, maka yang bersangkutan langsung menjalani swab test.
Kabag Humas Setda Lembata Petrus Demong menjelaskan rapid test massal secara rutin dilakukan selama persediaan alat bantu kesehatan masih ada.
Rapid test bagi pengungsi merupakan kebijakan terbaru Bupati Lembata Eliazer Yentji Sunur. Kebijakan ini untuk mencegah peningkatan kasus Covid-19 sekaligus mengantisipasi munculnya klaster baru di lokasi pengungsian.
Bupati Lembata beralasan ribuan orang yang mengungsi berasal dari Kecamata Ile Ape dan Ile Ape Timur, yang termasuk zona merah penyebaran Covid-19 di kabupaten yang terletak di Pulau Lembata itu.
Eliazer Yentji Sunur, Bupati Lembata dua periode itu berharap warga pengungsi bertanggungjawab menegakkan protokoler kesehatan dengan mengenakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan sering mencuci tangan.
Elisabeth, seorang pengungsi asal Desa Waimatan mengaku rapid test massal merupakan kebijakan tepat untuk mengeliminir penularan virus corona.
Dia mengaku sangat senang bisa menjalani pengambilan darah, sehingga dia tahu kondisi dan status kesehatannya.
Kabupaten Lembata merupakan salah satu daerah terpapar Covid-19 di Propinsi NTT. Hingga saat ini, konfirmasi positip mencapai 33 kasus.
Pasangan suami istri dari daerah ini, yang waktu itu sekitar Pebruari 2020 baru kembali dari Inggris, sempat menggegerkan warga NTT, menyusul keduanya dievakuasi ke RSUD TC Hillers Maumere.*** (*/WN-01).