Kis. 15:1-2.22-29; Why.21:10-14.22-23; Yoh.14:23-29
Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero
WARTA-NUSANTARA.COM-Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih. Hari ini adalah Minggu Paskah VI. Kita rayakan sebagai Minggu Paskah yang terakhir, sebelum Yesus Naik ke Surga. Sebelum Yesus meninggalkan murid-murid-Nya untuk naik ke surge, Dia terlebih dahulu memberikan amanat perpisahan. Amanat perpisahan itu adalah wasiat yang harus dilaksanakan, tidak saja oleh para murid tetapi juga oleh kita sekalian yang menamakan diri sebagai pen gikut-pengikut-Nya.
Secara jelas Yesus memberikan amanat demikian:” Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku , ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus , yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.”
Bila kita cermati dengan baik, maka ada empat hal penting yang disampaikan Yesus dalam amanat perpisahan itu. Pertama, Yesus mengingatkan para murid-Nya bahwa mengasihi Tuhan sebagai syarat Tuhan akan diam bersamanya. Kedua, janji Yesus tentang Penghibur, yaitu Roh Kudus yang akan diutus Bapa dalam nama Yesus, yang memiliki kewenangan untuk mengajar dan mngingatkan murid-murid Yesus. Ketiga, Yesus memberikan peneguhan dan kekuatan kepada para murid-Nya:” Janganlah gelisah dan gentar hatimu bila Aku pergi. Keempat, janji penyertaan Yesus kepada murid-murid- Nya:” Aku pergi tetapi Aku akan datang kembali.”
Yesus menekankan empat hal pokok itu sebagai peringatan kepada para murid-Nya bahwa Yesus mengasihi mereka dan karena itu walaupun Dia akan pergi tetapi Dia tidakmeninggalkan mereka sebagai anak yatim piatu. Dia akan selalu ada bersama mereka sebagai Allah Emanuel dalam pribadi Roh Kudus sebagai Penghibur. Roh Kudus, dalam bahasa Yunani disebut sebagai “Parakleetos.” Para artinya dekat dan kleetos artinya yang dimintai bantuan (dalam keadaan mendesak). Jadi Parakleetosarti harafiahnya adalah, dia yang dipanggil untuk mendampingi, untuk menolong dan untuk menjadi pembela di hadapan dunia.
Penolong ini, kekuatan yang makin hadir di tengah-tengah kelompok yang percaya kepada Kabar Gembira Yesus. Bagaimana persisnya ini terjadi dan dihidupi di dunia? Penginjil Yohanes tidak menceritakannya, namun tentang bagaimana kekuatan Roh Kudus sebagai penolong yang makin hadir di tengah kelompok-kelompok yang percaya akan Kabar Gembira Yesus, justru diceritakan oleh Penginjil Lukas dalam bukunya yang
kedua, Kisah Para Rasul, sebagaimana kita dengar dalam bacaan pertama. Bacaan I yang sedemikian panjang itu kemudian dalam Sejarah Greja Katolik disebut dengan Konsili Yerusalem atau Konsili Apostolik yang dicatat dalam sejarah gereja katolik sebagai Konsili yang paling pertama. Konsili ini adalah sebuah pertemuan antara utusan jemaat Antiokhia dan para penatu yang didampingi Paulus dan Barnabas bersama dengan Simon Petrus dan Yakobus di Yerusalem sekitar tahun 50 Masehi. Konsili ini memutuskan bahwa orang-orang bukan Yahudi yang bertobat menjadi Kristen tidak diwajibkan untuk menaati sebagian besar Hukum Musa, termasuk aturan-aturan mengenai penyunatan kepada laki-laki.
Namun, Konsili tetap mempertahankan larangan makan darah, makan daging yang mengandung darah, daging hewan yang tidak
disembelih dengan benar, percabulan, dan penyembahan berhala, hasil dari Konsili tersebut terkadang disebut sebagai Keputusan Apostolik Keempat Keputusan Apostolis ini berasal dari Kotbah Petrus yang penuh dengan Roh Kudus. “Hai saudara- saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.
Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak- Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.” Petrus, yang telah diangkat Yesus untuk menggembalakan domba-domba-Nya, kemudian melanjutkan kotbahnya:” Kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.” Maka diamlah seluruh umat
itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa- bangsa lain.”
Pendapat Simon Petrus ini kemudian ditegaskan kembali oleh Yakobus salah satu murid Yesus: “Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku: Simon telah menceriterakan, bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka 3 bagi nama-Nya. Hal itu sesuai dengan ucapan- ucapan para nabi.” Yakobus kemudian menyimpulkan pendapatnya:” Sebab itu aku
berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa- bangsa lain yang berbalik kepada Allah, tetapi kita harus menulis surat kepada mereka,supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala- berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. ikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik.
Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, Keputusan Konsili Yerusalem atau Konsili Apostolik menunjukkan tentang Peran Roh Kudus sebagai Penolong. Roh Kudus bekerja melalui Simon Petrus dan Yakobus untuk menyelesaikan perbedaan pendapat antara orang-orang farisi yang sudah bertobat dan percaya kepada Yesus dengan Paulus dan Barnabas. Karena karya Roh Kudus itulah maka semakin orang percaya kepada Kabar
Gembira Yesus. Inilah peran Roh Kudus sebagai Penolong yang tidak dijelaskan oleh penginjil Yohanes tetapi dijelaskan oleh penginjil Lukas dalam Bukunya Kisah Para Rasul.
Roh Kudus yang satu dan sama itu akan menjadi Penolong kita. Dia menolong kita untuk tetap selalu kuat-tegar dalam menghayati dan mengamalkan amanat perpisahan Yesus yang paling utama, yakni amanat untuk mengasihi dan menaati perinta Tuhan sebagai syarat agar Dia datang dan tinggal bersama kita. “Kami akan datang dan tinggal bersama- sama dengan dia.”