Oleh : RD Antonius Prakum Keraf
Pastor Paroki Santa Bernadete Soubirous Pukaone, Dekenat Adonara Keuskupan Larantuka
ADONARA : WARTA-NUSANTARA.COM-Oase kehidupan, Hari minggu Prapaskah I : 21 Februari 2021|Kej. 9:8-15|Mzm. 25: 4bc-5ab, 6-7ab, 8-9|1Ptr. 3:18-22|Mrk. 1:12-15|Kesadaran akan janji yang tak terbatalkan| ALLAH menyatakan janji-Nya kepada sisa kecil yang setia, yaitu ‘Nuh dan anak-anaknya’. Allah telah menyelamatkan mereka dari bencana air bah! Bagi sisa kecil peristiwa air bah merupakan peristiwa Allah menyelamatkan mereka dari kehancuran akibat dosa!
Dalam terang pengalaman iman itu mereka kemudian memahami janji Allah sebagai janji tak terbatalkan, yaitu ‘Allah akan melindungi mereka. Segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup’ (Kej. 9:8-15). Uskup Larantuka pada minggu pertama mengajak umatnya menyadari realitas keluarga katolik di wilayahnya! Ada cukup banyak suami-istri tidak setia pada janji perkawinan, ‘hidup bercerai dan terpisah’.
Tentu ada banyak masalah seperti ekonomi, pendidikan anak, situasi pandemic covid-19! (SG: 2021). Namun, apakah keluarga-keluarga kita merupakan sisa kecil seperti Nuh dan keluarganya, tetap rukun dan harmonis karena memiliki kesadaran akan janji Allah tak terbatalkan dalam hidup beriman? Allah setia menuntun dan mengajar keluarga kita di jalan kebenaran.
Masa puasa mesti menjadi kesempatan untuk semakin rendah hati dan peduli pada keluarga dan masa depan anak-anak! Sebab Allah setia janji, membimbing orang rendah hati. Ia mengajarkan jalan-jalannya kepada orang rendah hati! (Mzm. 25:5,8-9). Apakah anda dan keluargamu cukup rendah hati di hadapan Allah setia janji? Suami-istri mesti memanfaatkan masa puasa untuk memohonkan ‘kejernihan hati nurani akan janji perkawinan’ agar mereka tidak putusasa dan kemudian bercerai atau hidup terpisah! (1Ptr. 3:18-21).
Yesus mengalami pencobaan namun tetap setia sebagai pemenuh janji Allah! Ia menjadi saksi kasih Allah di tengah dunia. Untuk mengalami kehadiran-Nya dalam keluarga, banyak suami-istri mesti mendengarkan dan mencamkan warta pertobatan-Nya untuk tetap setia pada janji perkawinan di tengah banyak kesulitan! (Mrk.1:12-15). Puasa menjadi moment pertobatan bagi keluarga, khususnya suami-istri! Sejauhmana saya menyadari janji Allah tak terbatalkan di tengah banyak kesulitan dalam hidup dan karya pelayananku? (RD Antonius Prakum Keraf)*