Oleh: Deodatus Sina Keraf
Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira – Kupang
ABSTRAKSI
Berbicara tentang ruang dan waktu adalah dua hal yang sangat penting dan juga merupakan persoalan fundamental dalam kosmologi. Ruang dan waktu adalah sangat esensial dalam kaitannya dengan persoalan alam. Ruang yang dalam pengertiannya sebelum munculnya dalam teori Einstein, ruang dimengerti sebagai pengisi diantara benda-benda fisik terjadi dalam suatu ruang (wadah). Ruang itu dalam sifatnya sangat objektif yang mana ruang itu adalah sebuah wadah yang didalamnya terdapat kejadian-kejadian. Namun, perlu juga untuk diketahui, walaupun dalam suatu ruang tidak terjadi apapun atau terjadi suatu kejadian tertentu, dia akan tetap ada sebagai sebuah ruang. Sedangkan waktu adalah seluruh rangkaian ketika proses, perbuatan, atau keadaan. Waktu dilihat sebagai suatu unsur yang sangat penting, sebab saat dimana kita mulai mempelajari waktu berarti kita bukan sedang mempelajari sesuatu yang dalam artian berhenti, melainkan mempelajari sesuatu yang terus bergerak.
Kata Kunci: Ruang, Waktu dan Aristoteles.
PENDAHULUAN Kajian terhadap ruang dan waktu tentunya memiliki kesesuaian dengan berbagai jenis pergerakan materi fisik, geologis, mekanik, sosial – historis, dan astronomi. Dalam sebuah pergerakan, suatu ruang tentunya akan mengalami sebuah
perubahan entah kapan dan bagaimana perubahan itu, yang pasti dia selalu mengikuti perkembangan waktu. Ruang memang tidak bisa dilepaspisahkan dari waktu yang mana waktu itu seperti halnya ruang yang bersifat continues; namun yang menjadi perbedaannya terletak pada waktu merupakan ukuran gerak – sedangkan ruang sifatnya terbatas dan bukan menjadi ukuran gerak. Sedangkan menurut Gottfried Wilhelm Leibniz bahwa ruang dan waktu tidak memiliki defenisi-defenisi yang kaku tetapi merupakan perwujudan interaksi antara benda-benda.
Aristoteles seorang filsuf terbesar Yunani yang sangat cemerlang pemikirannya dan memiliki banyak sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Karyanya dibidang fisika sangat mempengaruhi arah perkembangan peradaban hingga zaman renaisans sebelum kemudian digantikan dengan fisika modern. Dalam bukunya Physics bagian IV, didalamnya membahas secara khusus beberapa hal penting diantaranya ruang, kekosongan dan waktu. Aristoteles menolak konsep atomisme adanya kekosongan. Bagi dia, tidak ada ruang di luar alam semesta dan alam semesta itu berbentuk bola. Dia juga mendefenisikan ruang sebagai suatu batas kesebelahan pada suatu benda yang memuat isi. Konsep ruang dan waktu merupakan salah satu kontribusi paling rumit dan berpengaruh terhadap penjelasan mengenai esensi waktu. Aristoteles menyimpulkan ada dua aporiae dalam penolakannya terhadap para pendahulunya; pertama; waktu bersifat universal dan meliputi segala sesuatu. Kedua; waktu selalu berjalan, berjalan terus dengan demikian dia berfungsi sebagai alat ukur bukan dari dirinya sendiri tetapi dari kecepatan
gerakan. Hal ini dibuktikan oleh Aristoteles bahwa keduanya memiliki timbal-balik. Dia meyakini bahwa persepsi kita tentang waktu itu memiliki keterikatan dengan persepsi kita tentang gerak, yang mana keduanya saling mengimplikasi. Sedangkan dalam sebuah gerak, itu terdapat dua gerakan yakni gerak substansial dan gerak aksidental. Suatu gerak yang menjadi substansi lain itu adalah gerak substansial; dan perubahan yang menyangkut salah satu aspek itu adalah gerak aksidental.
PEMBAHASAN
Para ilmuwan dan filsuf memaknai hakikat ruang dan waktu itu berbeda. Di satu pihak, ada ilmuan yang menganggap ruang dan waktu itu sebagai ens atau realitas riil, objektif; di lain pihak banyak ilmuwan yang berpendirian bahwa ruang dan waktu bersifat subjektif, bahkan ada yang berpandangan ruang dan waktu itu hanya ilusi. Untuk dapat memahami dengan baik ruang dan waktu, kita akan melihatnya satu persatu dan bagaimana ungkapan dari parah ahli atau filsuf tentang ruang dan waktu.
Apa itu ruang?
Ruang adalah konsep yang paling dekat dengan waktu. Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai macam peristiwa – peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu. Secara defenisi, ruang merupakan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara termasuk yang didalamnya adalah juga ruang di dalam bumi sebagai kesatuan wilayah, dan juga tempat melakukan kegiatan. Ada beberapa pandangan tentang ruang dari beberapa tokoh yaitu; Lao Tzu, Plato, dan Aristoteles, sebagai berikut;
- Lao Tzu
Ruang adalah kekosongan yang ada disekitar kita maupun disekitar obyek atau benda, ruang yang terkandung didalam adalah lebih hakiki ketimbang material, yakni masa.
- Plato
Ruang adalah sesuatu yang dapat terlihat dan teraba, menjadi teraba karena memiliki karakter yang jelas berbeda dengan semua unsur lainnya. Plato memikirkan ruang sebagai wadah, dan memikirkan materi sebagai dalam ruang, atau wadah ini semata-mata sebagai ruang kosong, yaitu dibatasi oleh oleh permukaan geometris. Ruang kosong merupakan batas terakhir dari yang dapat dipikirkan dan dapat berada.
- Aristoteles
Ruang sebagai tempat (topos), tempat sebagai suatu dimana, atau suatu place of belonging, ruang menjadi lokasi yang tepat dimana setiap elemen fisik cenderung berada. Aristoteles tetap mempertahankan konsep ruang dalam kaitannya dengan tempat. Dia mendefenisikan ruang sebagai suatu batas kesebelahan pada suatu benda yang memuat isi. Seluruh ruang berisi objek-objek, karena dua benda dapat saling dipertukarkan tempat, maka benda-benda itu tentunya memiliki volume dan bentuk yang serupa.
Apa itu waktu? Waktu artinya adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Selain itu, kita dapat melihat tentang apa itu waktu dalam arti yang lain
diantaranya makna waktu secara denotatif dan waktu secara konotatif. Makna waktu secara denotatif merupakan satu kesatuan: detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan abad. Sedangkan manka waktu secara konotatif adalah waktu sebagai suatu konsep.
Dalam mengulas pembahasan tentang ruang dan waktu terutama tema waktu, sudah merupakan tema yang sejak awal menjadi perdebatan, dimulai dari jaman awal seperti Demokritos, Plato, Aristoteles, Emanuel Kant, Newton, Einstein, Hawking dan tokoh-tokoh lainnya. Fakta menariknya, semua filsuf memiliki cara pandang tersendiri dan berbeda dengan tokoh-tokoh yang lain tentang waktu. Ada beberapa tokoh yang disajikan pandangan mereka tentang waktu. Bagi Plato waktu itu diciptakan abadi bersamaan dengan dunia. Heidegger mengungkapkan waktu dalam dua bagian yaitu waktu normal dan waktu sementara. Dalam bukunya being and time menuliskan bahwa semua hal ada dalam waktu. Seperti teori Hawking, selalu ada jalinan ruang dan waktu yang memang tidak dapat terpisah. Sedangkan waktu menurut Newton, waktu bersifat mutlak, absolut, independen, linier dan terbatas. Ide-ide galileo memungkinkan pandangan Newton tentang alam semesta bergerak seperti jam. Waktu itu selalu berjalan linier ke depan dan tidak pernah mundur. Ketika waktu sudah lewat, maka resikonya orang akan ketinggalan – kehabisan waktu dan tidak bisa melakukan apa-apa lagi karena kesempatan itu telah lewat. Ini adalah basic berpikir modern, yang mana orang selalu berkejaran dengan waktu, dan inilah yang memunculkan istilah time is money, sebab waktu itu berjalan terus dan tidak bisa kembali. Jika waktu itu telah lewat, maka uang pun telah lewat.
Selanjutnya, kita akan melihat tentang bagaimana konsep Aristoteles tentang waktu. Aristoteles seorang filsuf Yunani adalah orang pertama yang bertanya bagaimana kita memandang waktu. Selain itu, dia juga orang yang membantah pendapat gurunya Plato tentang waktu. Dia menegaskan bahwa gerak itu bisa seragam atau tidak seragam itu ditentukan oleh waktu, dan waktu tidak dapat mendefenisikan dengan sendirinya. Adanya waktu tidak bersamaan dengan adanya dunia. Waktu diciptakan sendiri atau waktu itu sudah ada sebelum dunia diciptakan. Hal serupa juga bahwa walaupun waktu itu sendiri tidak identik dengan gerak, namun bagi Aristoteles waktu sangat bergantung pada gerak. Tentunya kita dapat melihat argumen Aristoteles ini bisa jadi karena anggapannya waktu yang bermakna denotatif, berkaitan dengan angka dan juga didasarkan pada persepsi tentang sebelum dan setelah gerakan. Kita memahami waktu hanya ketika kita telah menandai gerakan, dan tidak hanya mengukur gerakan berdasarkan waktu, melainkan waktu dengan gerakan karena keduanya sama-sama mendefinisikan.
Pendapat Aristoteles tentang waktu itu lebih agak kabur. Waktu seperti halnya ruang bersifat “continous” – berkesinambungan. Bedanya waktu merupakan ukuran gerak; sedangkan ruang sifatnya terbatas dan bukan menjadi ukuran gerak. Namun demikian, waktu universal. Gerak berkaitan dengan benda-benda material; sedangkan waktu adalah pondasi universal pengalaman. Aristoteles percaya bahwa yang riil adalah waktu sekarang; tetapi pikiran kita sadar akan waktu lampau, dan mampu mengantisipasi waktu yang akan datang . waktu bersifat subjektif, sebab tanpa akal, kita tidak mungkin menerima konsep waktu.
PENUTUP
Suatu kejadian dapat diamati berdasarkan dimensi ruang, dan dimensi waktu. Berdasarkan dimensi ruang, suatu peristiwa dapat memiliki batas-batas tertentu. Dan di dalam suatu ruang akan berlangsung berbagai peristiwa atau kejadian pada waktu yang bisa bersamaan. Sedangkan dalam waktu, suatu peristiwa merupakan proses. Suatu peristiwa dikatakan sebagai suatu proses dalam artian bahwa peristiwa tersebut mengalami perubahan sejalan dengan waktu. Waktu mesti dimanfaatkan oleh setiap orang dengan penuh kesadaran bahwa waktu itu terus berjalan. Sebagaimana yang digagaskan oleh Newton bahwa waktu itu linier berjalan ke depan dan tidak mundur.
Konsep ruang dan waktu Aristoteles dipengaruhi oleh pitagoren dalam hal memahami waktu. Dia menerima dua paradox yaitu, pertama, menyatakan bahwa waktu tidak nampak, hadir: masa depan belum ada dan masa lalu sama sekali telah berlalu karena tidak dapat diukur. Jadi, jika kita memikirkan tentang kepanjangan masa sekarang, kita akan mendapatkan sebagian di masa lalu dan sebagian di masa yang akan datang. Kedua, kita tidak bisa bertindak dalam jebakan masa sekarang seperti orang pada seratus tahun silam sehingga masa sekarang tidak ada lagi. Bagi Aristoteles bahwa gerak itu bisa seragam atau tidak seragam itu ditentukan oleh waktu, dan waktu tidak dapat mendefenisikan dengan sendirinya. Adanya waktu tidak bersamaan dengan adanya dunia. Waktu diciptakan sendiri atau waktu itu sudah ada sebelum dunia diciptakan. Hal serupa juga bahwa walaupun waktu itu sendiri tidak identik dengan gerak,
namun bagi Aristoteles waktu sangat bergantung pada gerak. Dalam sebuah pergerakan, suatu ruang tentunya akan mengalami sebuah perubahan entah kapan dan bagaimana perubahan itu, yang pasti dia selalu mengikuti perkembangan waktu. Ruang memang tidak bisa dilepaspisahkan dari waktu yang mana waktu itu seperti halnya ruang yang bersifat continues; namun yang menjadi perbedaannya terletak pada waktu merupakan ukuran gerak – sedangkan ruang sifatnya terbatas dan bukan menjadi ukuran gerak.
DAFTAR PUSTAKA
Yuana, Kumara Ari. 100 Tokoh Filsuf Barat Dari Abad 6 SM – Abad 21 Yang Menginspirasi Dunia Bisnis. Yogyakarta: penerbit Andi
Bertens, K. 1975. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius.
Mauludi, Sahrul. 2017 Einstein. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Odenwald, Sten, 2021. Segala Sesuatu Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Kosmologi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Siswanto, Joko. Diktat; Orientasi Kosmologi.
Sudiarja, A. Dkk, 2006 Karya Lengkap Driyarkara: Esai – Esai Filsafat Pemikir Yang Terlibat Penuh Dalam Perjuangan Bangsanya.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Urmson, J.O. 1992. Ancient commentators on Aristoteles. London: Gerald Duckworth.
Weij, Van der. 2017 dialihbahasakan oleh K. Bertens, Fisluf-Filsuf Besar Tentang Manusia (Judul asli: Grote Filosofen over de mens). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.