Oleh : Germanus S. Atawuwur
Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero
Kis.10:34a.37-43; Kol.3:1-4; Yoh. 20:1-9
WARTA-NUSANTARA.COM-Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, setelah kita penuh semarak dan sukacita merayakan Vigili Paskah, hari ini, kita merayakan dengan sukacita Kebangkitan Kristus. Bila dicermati dengan baik, bacaan I yang diambil dari kisah para rasul hari ini, mempunyai korelasi yang sangat erat dengan janji perjumpaan Yesus dengan murid-murid-Nya di Galilea. Bahwa selain untuk bertemu dengan Yesus, Galilea menjadi tempat keselamatan universal. Galilea yang adalah “tanah orang asing” akan “melihat Terang yang besar”, Terang dari Mesias Israel, dan bahwa perjumpaan Yesus dan murid-murid-Nya di Galilea adalah perjumpaan perutusan. Yesus mengutus mereka untuk menjadi saksi kebangkitan ke seluruh dunia.
Hari ini Petrus bersaksi di depan banyak orang di Galilea bahwa setelah Yesus bangkit dari antara orang mati. Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati.
Kesaksian Petrus tentang Kebangkitan Krisus itu tidak terbantahkan. Karena Yesus sungguh-sungguh bangkit sebagaimana disaksikan oleh penginjil Yohanes hari ini. Karena Petrus dalam injil ini, dialah saksi mata yang paling pertama. Dia adalah saksi kunci yang menjumpai fakta bahwa kubur telah kosong. Kubur Kosong dilukiskan sebagai berikut:” Datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.”
Saudara-saudaraku, bila kita kembali pada awal perikope ini, penginjil menulis bahwa pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu. Sebenarnya keputusan Maria untuk datang ke kubur Yesus seorang diri adalah keputusan yang beresiko besar. Yohanes menggambarkan bahwa Maria Magdalena pergi ke kubur saat pagi benar dan hari masih gelap. Keterangan ini menunjukkan resiko yang diambil oleh Maria Magdalena. Pertama, kubur bagi orang Yahudi adalah tempat yang najis, sehingga letaknya pastilah jauh dari kota agar tak mencemari orang yang akan beribadah di Yerusalem. Kedua, perjalanan ke luar kota sangat membahayakan apalagi untuk seorang perempuan yang berjalan sendirian. Selain beresiko tersesat atau terantuk batu karena gelap, Maria Magdalena juga bisa saja jadi korban kejahatan. Ketiga, Maria Magdalena jelas paham benar bahwa makam di jaman itu bukanlah sebuah lobang di tanah melainkan sebuah goa yang ditutup dengan batu yang sangat besar. Ia pastilah paham bahwa kemungkinan besar ia tak akan kuat menggulingkan batu itu sendirian. Namun, resiko-resiko itu tidak membuat Maria Magdalena mengurungkan niatnya. Ia tetap pergi, digerakkan oleh kasih yang membuncah.
Namun, setibanya di kubur ekspektasinya buyar, batu telah terguling dan tubuh Yesus “menghilang”. Beberapa opsi muncul di kepala Maria, ia mungkin mengira bahwa orang-orang Yahudilah yang merasa belum cukup menghukum Yesus sehingga mencuri tubuh-Nya atau pihak Romawi yang berusaha menghilangkan jasad-Nya untuk meredam pergerakan pendukung-Nya. Tanpa pikir panjang, Maria Magdalena berlari-lari kembali ke kota dan memberitahu Petrus dan Yohanes. Kedua murid itu berlari bersama menuju kubur, tetapi Yohanes berlari lebih cepat ketimbang Petrus. Yohanes hanya menjenguk ke dalam, sedang Petrus masuk dan melihat kain kapan yang tergeletak. Keberadaan kain kapan ini menunjukkan bahwa bukan pencuri yang melakukannya, tidak mungkin pencuri jenazah membuang waktu untuk melepas kain kapan apalagi menggulungnya. Mereka sadar, bahwa Sang Guru itu telah bangkit, seperti yang sering Ia katakan selama ini. Kebangkitan Kristus membuka kenyataan bahwa ternyata selama mengikut Yesus, para murid utama ini belum percaya. Peristiwa kebangkitanlah yang akhirnya membuat mereka mengerti isi Kitab Suci dan percaya. Kebangkitan Kristus yang menjadi pusat dari kebangkitan iman.
Kebangkitan Yesus menjadi muasal keberanian para rasul. Kebangkitan Kristus juga menjadi pusat kebangkitan iman ini. Kebangkitan ini pula kemudian menjadi kewajiban rasuli untuk mewartakan kebangkitan Kristus itu ke segala bangsa. Dan hari ini, untuk kesekian kalinya, kita mendapatkan kabar sukacita tentang kebangkitan Kristus. Kristus yang bangkit itu kita rayakan kebangkitan-Nya dengan sukacita.
Untuk tahun ini, sembari merayakan kebangkitan Kristus, kita diajak untuk berkiblat pada tema IA MENDAHULUI KAMU KE GALILE, JANGAN TAKUT! Tema itu mengajak kita untuk tidak boleh takut. Karena Yesus yang bangkit itu sudah mendahului kita ke Galilea. Galilea secara tekstual, adalah nama tempat sebagaimana kita dengan dalam Kitab Suci. Galilea dalam konteks tema paskah ini bermakna allegoris. Galilea bermakna simbolis. Ia bersifat kiasan. Maka dari itu, Galilea dalam pemaknaan alegoris dapat diartikan sebagai hati kita. Komunitas kita. Kelompok Umat Basis kita. Wilayah kita. Paroki kita. Tempat kerja kita.
Tempat-tempat itu, adalah “Galilea Baru” di mana kebangkitan Kristus sudah lebih dahulu menerangi hati kita semua. Singkat kata, kebangkitan Kristus sudah menyinari hati kita, asalkan kita sungguh menyadarinya. Bila kita sudah menyadarinya maka kita sudah menjadi manusia paskah. Manusia paskah adalah manusia yang senantiasa berjumpa dengan Yesus Tuhannya. Manusia paskah adalah manusia yang tidak takut akan persoalan hidup yang sedang menggerogotinya.
Manusia paskah artinya manusia pemberani, seperti Maria Magdalena yang tidak takut akan resiko apapun. Manusia paskah adalah manusia yang penuh optimism bahwa habis gelap terbitlah terang karena Allah Sang Emanuel pasti selalu menyertai kita. Pada akhirnya manusia paskah adalah manusia yang berani bersaksi seperti kesaksian Petrus hari ini, bahwa Yesus Tuhan itu sungguh telah bangkit. Karena ia telah bangkit, maka IA TELAH MENDAHULUI KITA KE GALILEA HIDUP KITA Karena itu JANGAN TAKUT!